Berita Terbaru

Diberdayakan oleh Blogger.
Disparitas Pendidikan di Bawah Kewenangan Kementerian Pendidikan serta Kementerian Agama: Sebuah Potret Ketimpangan

By On Mei 01, 2025

 


Banten, JinNewsOne.Com - Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Di Indonesia, pengelolaan pendidikan dilakukan oleh tiga kementerian utama: Kementerian Pendidikan Dasar dan menengah (kemendikdasmen), Kementrian Pendidikan Tinggi sains dan teknologi (kemendikti sainstek) dan serta Kementerian Agama (Kemenag). Secara umum, Kemendikdasmen membawahi sekolah umum, sementara Kemenag mengelola madrasah, termasuk madrasah swasta dan negeri. Namun, dualisme kewenangan ini menimbulkan tantangan tersendiri, terutama dalam hal pemerataan kualitas pendidikan, penyediaan infrastruktur, dan kesejahteraan guru.

Salah satu isu utama dalam sistem pendidikan Indonesia adalah ketimpangan kualitas antara sekolah umum yang berada di bawah Kemendikdasmen dan madrasah yang dikelola oleh Kemenag. Dalam banyak kasus, sekolah umum mendapatkan perhatian lebih dalam hal pengembangan kurikulum, pelatihan guru, serta alokasi anggaran. Sebaliknya, madrasah terutama yang berstatus swasta sering kali tertinggal karena keterbatasan dukungan pemerintah.

Beberapa indikator menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di madrasah swasta masih belum optimal. Misalnya, masih banyak madrasah swasta yang belum memenuhi standar nasional pendidikan baik dari sisi kelengkapan kurikulum, kompetensi guru, maupun hasil belajar peserta didik. Sementara sekolah umum secara berkala mendapatkan program peningkatan mutu, banyak madrasah harus berjuang sendiri dengan dana terbatas.

Keterbatasan dalam pelatihan guru juga menjadi masalah besar. Guru di sekolah umum cenderung memiliki akses yang lebih luas terhadap pelatihan dan pengembangan profesional dibandingkan dengan guru di madrasah. Hal ini berdampak pada kemampuan pedagogis dan profesionalisme tenaga pendidik yang berimbas langsung pada proses pembelajaran.

Selain kualitas pendidikan, ketimpangan infrastruktur antara sekolah umum dan madrasah juga menjadi sorotan utama. Sekolah-sekolah negeri umumnya memiliki gedung yang lebih layak, laboratorium yang memadai, serta fasilitas pendukung lain seperti perpustakaan, ruang komputer, dan sarana olahraga. Di sisi lain, banyak madrasah swasta yang masih menggunakan ruang kelas darurat, minim fasilitas, bahkan ada yang menggunakan rumah pribadi sebagai ruang belajar.

Kondisi ini mencerminkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur di madrasah. Program rehabilitasi atau pembangunan ruang kelas baru yang digulirkan oleh pemerintah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) sering kali lebih memprioritaskan sekolah umum. Sementara madrasah swasta harus mengandalkan dana swadaya atau donasi dari masyarakat.

Kesenjangan ini tentu mempengaruhi kualitas pembelajaran. Anak-anak yang belajar di lingkungan dengan fasilitas minim cenderung mengalami hambatan dalam mengakses informasi dan pengalaman belajar yang optimal. Ini juga berdampak pada motivasi belajar dan kenyamanan siswa selama di sekolah.

Salah satu aspek paling mencolok dari disparitas pendidikan ini adalah kesejahteraan guru, terutama guru madrasah swasta. Banyak dari mereka yang mengabdikan diri dengan gaji yang jauh dari layak, bahkan di bawah upah minimum. Tidak sedikit guru madrasah swasta yang hanya menerima gaji Rp. 150.000 per bulan jumlah yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar bahkan untuk ongkos saja tidak mencukupi.

Situasi ini sangat kontras dengan kondisi guru PNS di sekolah negeri yang mendapatkan gaji pokok, tunjangan kinerja, dan berbagai insentif lainnya. Guru madrasah swasta, selain gaji kecil, juga sering kali tidak mendapatkan jaminan sosial, seperti BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Mereka mengajar dengan semangat dan dedikasi tinggi, namun tanpa jaminan kesejahteraan dari negara.

Upaya untuk memperbaiki kondisi ini memang ada, seperti program sertifikasi guru yang memberikan tunjangan profesi. Namun, akses terhadap program ini masih terbatas dan tidak merata, terutama bagi guru madrasah swasta yang status kelembagaannya tidak sepenuhnya diakui dalam sistem Kemendikdasmen maupun Kemenag.

Madrasah, terutama yang dikelola secara swasta, sangat bergantung pada bantuan dari pemerintah dan masyarakat. Namun, daya dukung dari pemerintah masih sangat terbatas. Bantuan operasional sekolah (BOS) untuk madrasah sering kali lebih kecil dibandingkan dengan sekolah umum. Selain itu, pencairannya pun tidak selalu tepat waktu, yang menghambat operasional sekolah.

Kelemahan dalam manajemen dan koordinasi antara lembaga terkait juga menambah permasalahan. Banyak madrasah swasta yang tidak memiliki akses langsung kepada sumber daya yang seharusnya tersedia bagi lembaga pendidikan. Ini termasuk akses ke pelatihan, pengembangan kurikulum, maupun program digitalisasi pendidikan.

Padahal, madrasah memiliki potensi besar dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual dan moral. Dengan kombinasi antara pendidikan umum dan keagamaan, madrasah bisa menjadi model pendidikan yang holistik jika mendapatkan perhatian dan dukungan yang memadai dari pemerintah.

Untuk mengatasi ketimpangan ini, diperlukan langkah-langkah konkret dan berkelanjutan dari pemerintah:

Kesatu, Peningkatan Anggaran Pendidikan untuk Madrasah.

Pemerintah perlu menambah alokasi anggaran untuk madrasah, baik negeri maupun swasta, agar bisa meningkatkan kualitas pembelajaran dan infrastruktur.

Kedua, Kesetaraan Akses Pelatihan bagi Guru.

Guru di madrasah harus mendapatkan akses yang setara terhadap pelatihan dan pengembangan profesional.

Ketiga, Standarisasi Kesejahteraan Guru.

Harus ada regulasi yang menjamin kesejahteraan minimal bagi semua guru, termasuk guru madrasah swasta.

Keempat, integrasi Sistem Pendidikan.

Perlu ada koordinasi lebih baik antara Kemendikdasmen dan Kemenag untuk mengintegrasikan kebijakan dan program pendidikan agar tidak terjadi tumpang tindih dan disparitas.

Kelima, Penguatan Lembaga Pengawas dan Evaluasi.

Pemerintah harus memiliki mekanisme evaluasi yang transparan dan objektif terhadap kondisi pendidikan di bawah kedua kementerian.

Selanjutnya, Disparitas pendidikan di bawah kewenangan Kemendikbudristek dan Kemenag merupakan tantangan besar dalam mewujudkan pendidikan yang merata dan berkeadilan di Indonesia. Tanpa intervensi serius dan komprehensif, ketimpangan ini akan terus berlanjut dan menciptakan jurang sosial yang semakin lebar. Sudah saatnya pemerintah memperlakukan semua lembaga pendidikan secara adil dan proporsional, termasuk madrasah swasta, demi masa depan generasi bangsa yang lebih cerah dan merata.

Oleh : Nasrullah, S.IP (Ketua Departemen Pendidikan Dasar dan Informal Pengurus Besar Mathla’ul Anwar)

Menjelang Pelantikan Pengurus Pendekar Darah Garuda Sowan Ke Kesultanan Banten

By On Mei 01, 2025

 


SERANG, JinNewsOne.Com – Dalam upaya memperkuat jalinan budaya, adat, dan persaudaraan, serta mempersiapkan pelantikan resmi organisasi, rombongan Pendekar Darah Garuda melakukan sowan ke Kesultanan Banten.

Rombongan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua PDG (Sudiyono), didampingi Penasehat Bapak Sukarno dan Sekretaris Jenderal Lastriyanto, serta Panglima Kang Edo.

Rombongan diterima secara resmi oleh Sultan Banten, Yang Mulia Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni, di Keraton Kesultanan Banten yang penuh kharisma.

Kunjungan PDG ini bukanlah sekadar silaturahmi biasa, melainkan membawa misi penting: membicarakan rencana besar tentang pelantikan PDG di bawah restu dan pengayoman adat Kesultanan Banten.

Dengan latar belakang nilai perjuangan, budaya, dan pengabdian terhadap bangsa dan negara, Pendekar Darah Garuda bertekad menjalani prosesi pelantikan yang sakral, berakar pada tradisi luhur Nusantara.

Acara dimulai dengan penyambutan hangat dari Sultan Hendra Bambang Wisanggeni. Dalam sambutannya, Sultan menyampaikan rasa hormat dan dukungan atas inisiatif luhur Pendekar Darah Garuda.

Beliau menegaskan pentingnya menjaga adat istiadat dan budaya leluhur dalam setiap langkah perjuangan, terutama di tengah derasnya arus modernisasi. Sultan menyatakan siap memberikan dukungan penuh agar pelantikan dapat berjalan dalam suasana penuh khidmat dan bermartabat,” Ucapnya, Selasa 29/04/25.

Di tempat yang sama Ketua Sudiyono, mewakili seluruh rombongan, menyampaikan tujuan sowan tersebut. Ia menekankan bahwa pelantikan ini bukan hanya seremonial, melainkan momentum sakral untuk meneguhkan komitmen organisasi dalam membela nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan persatuan bangsa,” Ucap ketua PDG.

Ketua PDG Menambahkan “Kami ingin pelantikan ini berada dalam naungan restu leluhur, agar langkah perjuangan kami mendapat berkah dan kekuatan lahir batin,” Harapnya.

Senada dengan Penasehat Bapak Sukarno juga memberikan pandangan, menekankan pentingnya warisan nilai-nilai perjuangan dalam membangun karakter bangsa. Ia berharap agar Pendekar Darah Garuda menjadi garda depan dalam menjaga kehormatan, keadilan sosial, dan persatuan nasional, dengan tetap mengakar pada budaya luhur Nusantara,” Tandasnya.

Sambung, sekretaris Jenderal Lastriyanto menyampaikan teknis rencana pelantikan yang akan melibatkan prosesi adat, pembacaan ikrar setia kepada tanah air, serta penyematan simbol kehormatan oleh Sultan Banten,” Urainya.

Sambung Panglima kang Edo menambahkan bahwa pendekar-pendekar yang akan dilantik telah melalui proses panjang pembinaan mental, spiritual, dan kebangsaan,” Ujarnya.

Beberapa rangkain acara sudah di ungkapkan kepada kesultanan Banten, Sowan ini pun diakhiri dengan penyerahan cendera mata dari Pendekar Darah Garuda kepada Sultan sebagai tanda hormat dan Sebagai balasan, Sultan menyerahkan selendang adat sebagai lambang restu dan perlindungan.

Dengan penuh rasa syukur dan harap, kedua pihak bersepakat untuk segera menetapkan tanggal pelantikan, menjadikan momen ini sebagai tonggak sejarah baru dalam perjalanan Pendekar Darah Garuda, di bawah cahaya warisan budaya Kesultanan Banten.

(Suprani IWO-I Kabser)

Busuknya Birokrasi Pendidikan: Kabid GTK Disdik Cianjur Diduga Tagih Uang Jabatan

By On Mei 01, 2025



Cianjur, JinNewsOne.Com – Dunia pendidikan di Kabupaten Cianjur kembali tercoreng dengan mencuatnya dugaan praktik jual beli jabatan menjelang rotasi pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan (Disdik). Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (Kabid GTK), Wawan Setiawan, S.H., M.I.Pol, diduga meminta uang sebesar Rp15 juta hingga Rp25 juta kepada para Koordinator Wilayah (Kordik) demi mengamankan posisi mereka. Dugaan ini mencuat pada Kamis (1/5/2025).

Sedikitnya 16 Kordik disebut menjadi korban dalam praktik yang dinilai mencederai integritas birokrasi dan semangat meritokrasi tersebut. Informasi yang beredar menyebutkan, permintaan uang dilakukan secara sistematis dengan janji agar para pejabat tetap menjabat atau bahkan dipromosikan dalam rotasi mendatang.

“Ini jelas mencoreng dunia pendidikan. Bagaimana mutu bisa dijaga jika jabatan dibeli, bukan berdasarkan kompetensi?” ungkap salah satu sumber internal Disdik yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Desakan publik pun menguat, mendesak Bupati Cianjur dan Inspektorat untuk segera melakukan investigasi menyeluruh. Jika terbukti, tindakan ini tidak hanya melanggar etika birokrasi, tetapi juga berpotensi masuk dalam ranah pidana korupsi dan gratifikasi.

Kepala Biro Kabarindo Jawa Barat, Dadang Kadarullah, menegaskan, “Dugaan ini sangat serius. Kami minta aparat penegak hukum bergerak cepat. Jangan biarkan dunia pendidikan menjadi ladang transaksi kotor oleh oknum pejabat.”

Hingga berita ini diturunkan, pihak Disdik Cianjur belum memberikan pernyataan resmi. Sementara itu, sorotan tajam dari masyarakat terus bergulir, menuntut transparansi dan penegakan hukum atas dugaan praktik kotor dalam rotasi jabatan di lingkungan Disdik Cianjur.

(*/red)

Provinsi Banten Kembali Raih Opini WTP 9 Kali Berturut-turut

By On April 30, 2025

 


SERANG, JinNewsOne.Com - Provinsi Banten kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Provinsi Banten TA 2024. Penyerahan LHP BPK RI ini dilangsungkan pada Rapat Paripurna Penyerahan LHP BPK RI Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2024, bertempat di Ruang Rapat Paripurna DPRD Banten, Rabu (30/04).

Rapat Paripurna dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Banten H. Fahmi Hakim, turut hadir anggota V BPK RI H. Bobby Adhityo Rizaldi, Gubernur Banten Andra Soni, Kepala Organisasi Perangkat Daerah, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Banten dan jajaran anggota DPRD Provinsi Banten.

Anggota V BPK RI Bobby Adhityo Rizaldi menyampaikan bahwa, opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ini dipertahankan untuk kesembilan kalinya oleh Pemerintah Provinsi Banten. Capaian Opini WTP ini menandai keberhasilan dan diharapkan dapat menjadi motivasi pemerintah daerah untuk terus meningkatkan pengelolaan keuangan daerah.

“BPK memberikan opini wajar tanpa pengecualian untuk LKPD Banten 2024, ini adalah opini dalam kata yang paling tinggi. Ini hendaknya memotivasi pemerintah daerah untuk terus berupaya meningkatkan pengelolaan keuangan daerah,” jelas Bobby.

Sejalan dengan itu Ketua DPRD Provinsi Banten H. Fahmi Hakim mengucapkan selamat kepada Pemerintah Provinsi Banten atas diraihnya opini WTP ke-9 kali. Dengan opini ini merupakan bentuk nyata atas kerja sama dan kerja keras semua pihak antara pemerintah daerah dan DPRD Provinsi Banten, oleh karena itu hal ini diharapkan dapat meningkatkan sistem pengendalian serta pengawasan internal Pemerintah Provinsi Banten demi terwujudnya Banten yang maju, mandiri, berdaya saing, sejahtera dan berakhlakul karimah.

Fahmi Hakim juga memberikan apresiasi kepada BPK RI karena telah memeriksa keuangan Pemerintah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2024 secara profesional.

“Saya mewakili pimpinan dan anggota DPRD Banten mengucapkan selamat kepada Pemerintah Provinsi Banten atas diraihnya opini WTP ke-9 kali. Ini merupakan bentuk nyata atas kerja sama dan kerja keras semua pihak antara pemerintah daerah dan DPRD Provinsi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada BPK RI karena telah memeriksa keuangan Pemerintah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2024 secara profesional,” ungkap Fahmi.(ADV)

HMI: Terima Kasih Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah

By On April 30, 2025


SERANG, JinNewsOne.Com Jajaran Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kabupaten Serang melakukan silaturahmi bersama Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah dan Ketua DPRD Kabupaten Serang, Bahrul Ulum di Pendopo Bupati, pada Selasa, 29 April 2025.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua HMI Kabupaten Serang, Eman Sulaeman menyampaikan terima kasih di akhir masa jabatannya kepada Ratu Tatu Chasanah, yang sudah menjabat Bupati Serang selama dua periode (2015-2025).

Ucapan terima kasih itu disampaikan lantaran terbukti sudah berkontribusi membangun untuk kemajuan Kabupaten Serang.

“Kita pertama silaturahmi ke Ibu Bupati, karena kita selama periodisasi sudah berjalan tujuh bulan baru bisa silaturahmi. Kita juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Bupati Serang sudah berkontribusi banyak membangun Kabupaten Serang,” ujarnya kepada wartawan usai silaturahmi.

Menurut Eman, capaian yang sudah dibangun Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah selama menjabat selama dua periode, salah satunya infrastruktur jalan sebanyak 601 kilometer dibetonisasi yang dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Serang dampaknya.

“Kita juga sebagai mahasiswa, sebagai anak muda banyak terinspirasi dari kepemimpinan beliau karena perempuan berhasil bisa memimpin Kabupaten Serang,” ungkapnya.

Diketahui, program yang berhasil direalisasikan Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah dan Wakil Bupati Serang Almarhum Pandji Tirtayasa selama dua periode, di antaranya membangun betonisasi infrastruktur jalan sepanjang 601 kilometer, program beasiswa mulai dari tingkat SD, SMP sampai perguruan tinggi salah satunya Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten.

Tak hanya itu, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah juga memberikan beasiswa sebanyak lebih dari 800 Guru PAUD, yakni tingkat Strata 1 (S1).

Selain itu, Bupati Serang juga menuntaskan pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) sebanyak lebih dari 13.640 unit, bantuan para pelaku UMKM, bantuan program keagamaan pembangunan Majelis Ta’lim, Pondok Pesantren, Mushola, dan Masjid, Marbot, dan pemandi jenazah serta beasiswa anak Tahfidz Qur’an dan lainnya.

Kemudian yang kedua, kata Eman, pihaknya memohon dukungan Bupati Serang karena akan ada training nasional di HMI, yang mana HMI sebagai lembaga berkewajiban mengoordinasikan dengan pimpinan daerah, yakni Bupati Serang.

“Karena ini sifatnya (kegiatan) nasional dan kita juga sebelum ada tokoh-tokoh nasional, kita juga ke pemerintah daerah setempat untuk kita silaturahmi meminta doa dan izin,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah mengatakan, silaturahmi bersama HMI atau organisasi lainnya sudah biasa dilakukan selama menjabat sebagai Bupati Serang dua periode.

Ia menyampaikan kepada anak-anak muda atau generasi muda, harus mengikuti pembangunan di Kabupaten Serang secara utuh supaya tahu persis ketika mereka bergantian kepemimpinan di organisasi jadi paham secara utuh.

“Karena bagaimanapun mereka kan di luar, kami pemerintah butuh saran masukan bahkan koreksi, kalau mereka tahu persis kan koreksinya juga cenderung tepat sasaran, tapi kalau tidak diberikan informasi yang lengkap nanti saran masukan atau kritiknya jadi nggak nyambung. Itu komunikasi yang terus dibangun,” ungkapnya.

Lebih lanjut Tatu mengungkapkan, pihaknya selaku orang tua memberikan semangat kepada anak-anak muda.

“Supaya ketika menapaki perjalanan hidup pastinya tidak semulus jalan tol, perlu semangat, perlu daya juang. Ini yang harus mereka perjuangkan karena perjalanannya masih panjang,” tandasnya.

Terlebih tambah Tatu, keberadaan mereka di HMI sangat tepat karena organisasi yang sangat bagus yang ditempa dengan diklat, basic-basic yang bagus.

“Saya berharap mereka tidak berhenti, tapi peran mereka di tengah-tengah masyarakat, terutama yang sebaya mungkin ilmu yang mereka dapat untuk karakter lainnya itu ditularkan ke yang lainnya,” pintanya. (*/red)

Soal Alasan Prabowo Minta Direksi BUMN Dievaluasi, Ini Kata Sekjen Gerindra Muzani

By On April 30, 2025

Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani. 

JAKARTA, JinNewsOne.Com Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengungkap tujuan Presiden Prabowo Subianto meminta Direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) malas dan tak berprestasi diganti. 

Menurutnya, Prabowo ingin BUMN memiliki kekuatan tangguh.

Ketua MPR RI itu juga menyebut evaluasi BUMN ini juga menjadi pembahasan dalam pertemuan makan siang tersebut.

“Tadi diomongin sedikit tentang kinerja BUMN, beliau (Prabowo) berharap nantinya bisa menjadi badan usaha negara yang memiliki kekuasaan yang cukup tangguh,” kata Muzani kepada wartawan usai makan siang bersama Prabowo di Istana Negara, Selasa, 29 April 2025.

Muzani mengatakan, BUMN kini mendapat suntikan modal besar dari negara. Jadi masyarakat memiliki harapan lebih terhadap penyelenggara BUMN.

“Karena di satu sisi penyertaan modal cukup signifikan lainnya, tapi di sisi lain yang diharapkan masyarakat dari kinerja para penyelenggara di badan usaha milik negara termasuk yang bergabung dalam Danantara,” ujarnya.

“Ini bisa memberi andil yang besar bagi perkembangan pembangunan ekonomi di Indonesia terutama untuk kesejahteraan rakyat dan masyarakat di Indonesia,” imbuhnya.

Diketahui sebelumnya, Prabowo memberikan peringatan terhadap jajaran Direksi BUMN. Prabowo meminta pihak internal BUMN meninggalkan praktik-praktik penyelewengan.

“Saya minta atas nama bangsa dan rakyat, saya minta semua direksi berbuat yang terbaik, tinggalkan praktik-praktik zaman dulu mungkin yang kurang efisien, atau ada praktek-praktek yang enggak bener harus ditinggalkan,” kata Prabowo di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Senin, 28 April 2025.

Prabowo juga meminta manajemen BUMN untuk mengevaluasi Direksi-direksi.

Ketum Gerindra itu juga menekankan agar Direksi yang bermalas-malasan dan menyalahgunakan kewenangan untuk diganti.

“Saya serahkan kepada manajemen untuk mengevaluasi semua direksi, dievaluasi kinerjanya, wataknya, akhlaknya, dan prestasinya,” ujarnya. (*/red)

13 Ribu Personel Gabungan Disiagakan, Kawal Aksi May Day Fiesta 2025 di Jakarta

By On April 30, 2025


JAKARTA, JinNewsOne.Com Sebanyak 13 ribu personel gabungan akan dikerahkan untuk mengamankan kegiatan Hari Buruh atau May Day Fiesta pada 1 Mei 2025 mendatang di Jakarta. 

“Dalam kegiatan pengamanan ini kita melibatkan 13.252 personel gabungan yang terdiri dari 9.591 personel polri, 3.385 personel TNI, dan 276 personel pemerintahan daerah,” kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto saat apel gelar pasukan di Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa, 29 April 2025.

Menurut Karyoto, nantinya akan ada 200 ribu orang yang diperkirakan mengikuti kegiatan tersebut.

“Yang pertama, May Day di kawasan Monas melibatkan sekitar 200 ribu orang dalam kegiatan berbentuk pesta rakyat dan hiburan. Aksi unjuk rasa oleh kelompok-kelompok tertentu dengan aspirasi spesifik yang memiliki potensi eskalasi jika tidak dikendalikan dengan baik,” ujarnya.

Dia mengimbau semua jajaran agar mengantisipasi kerawanan, baik dari sisi ketertiban umum maupun arus lalu lintas. Karena, kata dia, Jakarta menjadi barometer nasional.

Karyoto juga mengatakan, rangkaian May Day Fiesta tidak hanya terfokus di Jakarta. Pergerakan massa dari daerah penyangga juga akan diantisipasi untuk memastikan kegiatan berjalan lancar.

“Oleh karena itu, koordinasi lintas wilayah, soliditas antar instansi, serta kesiapan individu menjadi kunci keberhasilan pengamanan,” pungkasnya. (*/red)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *